Biografi Gus Baha' (KH. Bahauddin Nursalim), Ahli Tafsir Yang Belum Pernah Belajar di Timur Tengah


Biografi Gus Baha' (KH. Bahauddin Nursalim), Ahli Tafsir Yang Belum Pernah Belajar di Timur Tengah - Di tengah hiruk-pikuk bermunculannya ustadz milenial yang ramai di media sosial, ada satu sosok yang cukup menyita perhatian kalangan intelektual muslim Indonesia. Beliau akrab disapa Gus Baha', nama lengkapnya adalah Baha'uddin Nursalim. Profil dan biodata Gus Baha' banyak yang mencarinya. Ceramah-ceramah Gus Baha' pun juga tak luput menjadi incaran para pecinta ilmu Agama Islam. Hal ini karena ulasn dan penjelasan beliau yang begitu terperinci dan mudah dipahami namun tetap ilmiah.

KH. Bahauddin Nursalim
KH. Bahauddin Nursalim
Gus Baha' meski terbilang belum begitu lama populer di media sosial, terutama Youtube, namun kajiannya semakin hari semakin banyak digandrungi banyak orang. Memang Gus Baha' sendiri yang pada mulanya tidak bersedia ceramahnya diunggah di Youtube. Namun kemudian beliau "kerso" diunggah tapi hanya dalam bentuk audionya saja. Lalu siapa sebenarnya Gus Baha' ini, bagaimana pula sanad keilmuan beliau, simak ulasannya di bawah ini.

Profil dan Biodata Gus Baha'


Gus Baha' adalah seorang ahli tafsir yang berasal dari Rembang, tepatnya di Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah. Beliau adalah seorang ulama muda, atau kyai muda yang dikalangan NU sering disebut sebagai Gus. Gus Baha' adalah seorang putra dari ulama ahli Qur'an yang bernama KH. Nursalim Al-Hafizh dari Rembang.  KH. Nursalim adalah murid dari KH. Arwani Al-Hafizh Kudus dan KH. Abdullah Salam Al-Hafizh Pati.

Tidak ada yang mentereng dari riwayat pendidikan Gus Baha'. Beliau "hanya" mondok di pesantren Nusantara saja. Namun demikian, keahlian nya dalam ilmu tafsir Al Qur'an sudah tidak diragukan lagi. Bahkan seklas Ustadz Adi Hidayat pun mengakui kepakarannya. Bukan saja Ustadz Adi Hidayat, Prof. Quraish Syiab pun juga mengakui kealiman Gus Baha'.

"Sulit ditemukan orang yang sangat memahami dan hafal detail-detail Al-Qur'an hingga detail-detail fiqh yang tersirat dalam ayat-ayat Al-Qur'an seperti Pak Baha'. Demikian kata Quraish Syihab suatu ketika.

Riwayat mondok Gus Baha' yang diketahui adalah, beliau pernah mondok di Serang, pada Mbah Moen. Bahkan konon kabarnya Gus Baha' merupakan santri kinasinya Mbah Moen, ulama sepuh yang begitu dihormati di Indonesia.

Riwayat Pendidikan Gus Baha'


Berbicara riwayat pendidikan Gus Baha', nampaknya beliau ini tidak pernah jauh dari Al Qur'an. Karena sejak kecil Gus Baha' sudah mendapa tempaan dan gemblengan keilmuan dan hafalan Qur'an dari Ayahnya sendiri yaitu KH. Nursalim Al-Hafizh. Dengan gemblengan tersebut membuat Gus Baha' mampu menghamkan Al Qur'an lengkap beserta Qiro'ahnya dengan pengawasan ketat dari ayahnya.

Selanjutnya,  pada usia remaja Gus Baha' oleh ayahnya dititipkan pada Syaikhina KH. Maimoen Zubair di Pondok Pesantren Al Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang untuk mondok dan berkhidmat.  Di sini, Gus Baha' semakin terdidik untuk menjadi orang yang memiliki pengetahuan pada fan-fan ilmu Syari'at seperti Fiqih, Hadits dan Tafsir. Dan nampaknya beliau memiliki kelebihan pada fan ilmu tersebut dibanding dengan santri lain.

Kealiman tersebut dibuktikan dengan beliau mendapatkan beberapa amanat yang sangat pretisius kelimuan ketika beliau mondok di Al Anwar. Sebut saja beliau pernah menjadi Rois Fathul Mu'in dan Ketua Ma'arif di jajaran kepengurusan PP. Al Anwar.

Tidak berhenti di situ saja, bahkan beliau ketika mondok di Al Anwar beliau juga menghatamkan hafalan Shohih Muslim lengkap dengan matan, rowi dan sanadnya. Selain itu, beliau juga menghatmkan hafalan kitab-kitab gramatika arab seperti 'Imrithi dan Alfiah Ibnu Malik. Bahkan, ada beberapa yang menyebutkan bahwa Gus Baha' merupakan santri pertama Al Anwar yang memegang rekor meiliki hafalan terbanyak di era nya.

Bahkan ada cerita juga tiap kali diadakan musyawarah atau syawir di pondok, maka santri lain pasti akan menolaknya. Hal ini karena Gus Baha' dianggap tidak lagi berada pada level santri pada umumnya karena kedalaman ilmu dan wawasan serta hafalannya.

Selain mengisi anyak pengajian, Gus Baha' saat ini aktif juga mengabdikan diri di Lembaga Tafsir Al-Qur'an Universitas Islam Indonesa (UII) Yogyakarta. Di UII beliau adalah Ketua Tim Lajnah Mushaf UII.

Selain itu. Gus Baha' juga duduk di dalam Dewan Tafsir Nasional yang anggotanya terdiri dari para ahli tafsir seantero Indonesia. Sebut saja seperti Prof. Dr. Quraisy Syihab, Prof. Zaini Dahlan, Prof. Shohib dan yang lainnya. Dan yang membanggakan bagi kam santri adalah, Gus Baha' adalah satu-satu nya anggota dewan tafsir nasional yang tidak memiliki gelar pendidikan dari luar negeri atau bahkan gelar pendidikan formal.

Hingga pada suatu kesempatan pernah diungkapkan oleh Prof. Quraisy bahwa kedudukan beliau di Dewan Tafsir Nasional selain sebagai Mufassir, juga sebagai Mufassir Faqih karena penguasaan beliau pada ayat-ayat ahkam yang terkandung dalam Al-Qur'an. Setiap kali lajnah 'menggarap' tafsir dan Mushaf Al-Qur'an.

Itulah sedikit banyak gambaran mengenai biografi Gus Baha' yang bisa pekajaman sampaikan. Informasi di atas kami dapatkan dari berbagai sumber. Jika ada kekurangan dari apa yang kami sampaikan, mohon sekiranya dikoreksi melalui kolom komentar yang sudah tersedia.

Belum ada Komentar untuk "Biografi Gus Baha' (KH. Bahauddin Nursalim), Ahli Tafsir Yang Belum Pernah Belajar di Timur Tengah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel